27 Maret 2012

Rakyat Duri - Riau akan Demo PT Chevron

0 Comments
-->

DURI-Demo menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM turut menjalar ke Kota Duri, Kecamatan Mandau. Rencananya, hari ini Senin (26/3) pagi, sejumlah komponen masyarakat di KotaMinyak ini akan mempelopori demo menuntut pemerintah membatalkan niatnya menaikkan harga BBM. Massa akan berorasi di Gate 117 CPI.

      Salah seorang penggagas demo, H Selamat Simamora, Sabtu  (24/3) mengaku, demo ini mendapat dukungan dari banyak komponen masyarakat setempat. Dia juga berharap, segenap pihak yang merasa akan semakin sengsara dengan kenaikan harga BBM untuk ikut turun meramaikan demo itu.

       "Demo kita ini resmi. Surat pemberitahuan ke Polsek Mandau sudah disiapkan. Kita akan melaksanakan long march dari lapangan Pokok Jengkol menuju Gate Soeharto (Gate 117 CPI). Di depan gate tersebut kita akan menggelar orasi minta pemerintah menurunkan harga BBM. Kalau tidak, pemerintahnya yang turun atau Chevron angkat kaki," tegas Simamora.

      Dikatakan Simamora, rencana pemerintah menaikkan harga BBM jelas akan semakin mencekik rakyat kecil. Saat ini saja, BBM belum naik tapi harga-harga kebutuhan masyarakat sudah melambung. "Makanya dalam demo nanti kita menuntut pemerintah menurunkan harga BBM," katanya.

      Senada dengan itu Ketua Aliansi Buruh Sejahtera (Arus) Kabupaten Bengkalis M Isnaini, salah satu korlap aksi mengatakan, masyarakat Mandau dengan tegas menolak kenaikan BBM apapun alasannya.

Dumai Juga Demo
      Sedang Di Kota Dumai, Selasa (27/3), mahasiswa dan kaum buruh  juga akan turun ke jalan menolak rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi oleh pemerintah pada April mendatang. Informasi yang diperoleh dari Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Dumai, Eria Candra mengatakan, aksi damai sebagai bentuk penolakan kenaikan BBM ini dilaksanakan selama 6 hari kedepan, yakni dari 27 Maret - 01 April 2012.

      Dikatakannya, kenaikan harga BBM yang direncanakan oleh pemerintah merupakan kebijakan yang tidak berpihak ke rakyat kecil. Sebab, akan berdampak buruk terhadap rakyat yang bakal menjerit karena harga komoditi ikut juga naik. "HMI akan turun ke jalan menolak dengan tegas rencana kenaikan harga BBM ini yang akan menyengsarakan rakyat kecil. Aksi ini akan digelar sampai ada kejelasan dari pemerintah soal kenaikan harga BBM ini," katanya, Minggu (25/3).

      Selain mahasiswa, serikat buruh dan gabungan elemen masyarakat lainnya juga akan ikut serta menggelar aksi yang sama dan akan bergabung dengan kalangan mahasiswa. Kepastian kaum buruh akan ikut terjun menyatakan penolakan atas rencana pemerintah pada 1 April mendatang disampaikan Ketua Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) kota Dumai Hasrizal.  Diakuinya, saat ini mereka tengah mempersiapkan teknis dan konsep aksi yang akan diselenggarakan dalam beberapa hari tersebut. 

Kesulitan Bensin
      Beberapa hari menjelang kenaikan harga BBM, warga di Siak sudah kesulitan mendapatkan premium.  Pengisian di SPBU  diwarnai antrean panjang dan cepat habis, sedangkan pengecer juga mulai ditemukan. "Sudahlah susah didapat, harganya juga tergolong mahal. Per liternya paling murah Rp10 ribu, itupun tak banyak yang jual bensin," tutur salah seorang warga Sungai Apit, Pero, kepada Haluan Riau, Minggu (25/3).

      Dia mengaku kondisi ini sangat menyusahkan masyarakat. Padahal kenaikan BBM belum diberlakukan dan baru sebatas  baru sebatas rencana pemerintah.   "Semuanya belum diputuskan, tetapi kita masyarakat kecil sudah menjadi korban," katanya  lagi.

      Dari Kuatan Singingi dilaporkan, sejumlah kios minyak di ruas jalan nasional, provinsi dan kabupaten mulai menaikan harga bensin Rp7.000 per liter. Kondisi ini sudah terjadi sejak beberapa pekan belakangan. Naiknya harga BBM terutama bensin disebabkan pedagang eceran mulai kesulitan mendapatkan pasokan di SPBU yang ada di Kuansing.

      Pantauan Haluan Riau beberapa hari ini sejumlah SPBU sudah sering terlihat kosong tanpa BBM. Selain kosong mobil dan kendraan yang melakukan pengisian di SPBU juga terlihat antre panjang. BBM disejumlah SPBU hanya bertahan sampai siang hari dan setelah itu kosong sampai malam. Selain itu,  banyak kios minyak yang tidak menjual BBM jenis bensin yang biasanya banyak berjejer di pinggir jalan.

      Dodi mahasiswa asal Kuansing akhir pekan kemarin mengatakan saat dirinya bertolak ke Pekanbaru dari kampung, kesulitan mendapatkan minyak BBM. Kios yang biasanya banyak menjual minyak bensin banyak yang tutup. "Saya cemas melihat tidak ada kios minyak yang buka di daerah Kebun Lado Kecamatan Singingi, karena kios minyak banyak yang tidak menjual  bensin," katanya. 

SPBU Belum Disegel
      Sementara itu, Polres Pelalawan mengatakan pihaknya sudah menangkap tiga karyawan salah satu SPBU di Pangkalan Kerinci yang  kedapatan menjual BBM subsidi ke pembeli dengan mengunakan jerigen sebanyak dua mobil truk. Anehnya, hingga Minggu (25/3), Pertamina belum menyegel SPBU milik Byk  tersebut.

      Pantauan Haluan Riau di lapangan Minggu siang (25/3) masih ada terlihat petugas SPBU dalam Kota Pangkalan Kerinci itu  mengisikan  minyak pada para kendaraan terutama di dispenser pengisian minyak di paling pinggir samping kiri di SPBU tersebut. Sedangkan dua loket pengisi minyak di bagian tengah dan samping kanan di SPBU disegel itu memang tak beroperasi.

      "Kami  telah melayangkan surat ke pihak Pertamina namun kapan mereka turun belum diketahui karena sejauh ini belum ada diterima surat tembusannya dari pihak Pertamina tersebut,'' kata Kapolres Pelalawan AKBP Guntur Aryo Tejo SIK yang dikonfirmasi melalui Kasat Reskrim AKP Darmawan SH.

      Justru Pertamina Regional II Riau telah menyegel SPBU milik PT Salindra Perkasa di Jalan Lintas Timur, Kota Pangkalan Kerinci yang memang kerap menjual BBM pada pembeli minyak pakai jerigen. Penyegelan dilakukan sejak 21 Maret silam. ''Kami  memang telah menerima surat tembusan Pertamina tentang penutupan sementara terhadap SPBU di dalam Kota di jalan lintas Timur Pangkalan Kerinci . Kami hanya membantu mendampingi untuk melakukan pengawasan pada SPBU yang ditutup itu,'' ujar Kasat Reskrim.

      Menurut Kasat Reskrim, yang menjadi  alasan pihak Pertamina menutup SPBU itu karena mengutamakan penjualan BBM kepada pembeli dengan jerigen besar dari pada para pengendara kendaraan selaku yang berhak mendapatkan BBM subsidi itu. Akibat sikap membandelnya itu lalu pihak SPBU sudah  beberapa kali diberikan teguran oleh  Pertamina namun tetap tidak di gubris oleh para  petugas dan pemilik SPBU bandel tersebut. SBPU ini justru belum diproses polisi.

      "Untuk memberikan efek jera,  Pertamina  selama dua pekan mulai dari tanggal 21 Maret hingga tanggal 4 April 2012  terpaksa menghentikan pendistribusian pasokan BBM ke SPBU tersebut. Bahkan penyegelan terhadap seluruh aktifitas pelayanan penjualan BBM di SPBU tersebut.  Sebagai bukti telah dilakukan penyegelan atau sudah ditutup sementara oleh pihak Pertamina bisa dilihat di depan masuk SPBU yang berlokasi di tengah kota Pangkalan Kerinci tepatnya disamping kantor Dinas Cipta Karya Kabupaten Pelalawan bertuliskan ''SPBU milik PT Salindra Perkasa ini dalam pembinaan Pertamina," ujar Kasatreskrim. (sus/zak/rob/jai/hem)


Situs Berita Aktual Padang , Riau dan Kepri

0 Comments:

Posting Komentar