Sudah
hampir sepekan di bulan
Desember 2011 tampak di setiap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum di KotaPekanbaru ratusan kendaraan antrean. Antrean panjang itu sudah dimulai sejak
pagi hingga tengah malam.
Kelangkaan BBM seperti ini bukan saja
terjadi di Kota Pekanbaru, tapi juga dibeberapa daerah di Provinsi Riau yang
terkenal kaya akan minyak. Namun hingga sekarang tak diketahui secara pasti apa
penyebab kelangkaan itu.
Sepertinya, kelangkaan BBM ini sudah menjadi tradisi setiap akhir tahun di negeri yang dikenal di atas minyak dan di bawah minyak. Kondisi yang berulang ini membuat warga resah, di tengah warga kota yang berjubel mengantre BBM terdengar sekelompok orang mengatakan kelangkaan akibat adanya rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM.
Meski pun para pedagang eceran BBM sudah menyetok bensin dengan jiregen, namun warga tetap saja mengantre di SPBU. Hujan dan panas tampaknya tak menjadi penghalang warga untuk mengantri di SPBU demi mendapatkan BBM murah.
Harga BBM di pengecer saat ini malah mencapai Rp8.000 per liternya. Itu pun tidak ada jaminan bensin di pengecer murni, karena bisa saja bensin tersebut dicampur minyak tanah untuk mendapatkan keuntungan besar.
Melihat apa yang terjadi sekarang saya teringat sebuah pepatah, anak ayam mati di lumbung padi. Begitu pula kan yang terjadi dengan masyarakat Riau yang kaya akan minyak, tapi harus kehausan minyak? (Novita Yahya)
Situs Berita Aktual Padang , Riau dan Kepri
0 Comments:
Posting Komentar